Pada
5 Desember 2013, dunia kehilangan tokoh besar yang berjuang demi kemerdekaan,
persamaan ras dan persaudaraan. Di usianya yang ke 95, akhirnya Nelson Mandela
tutup usia setelah berbulan-bulan didera infeksi paru-paru. Kemunculan
terakhirnya di publik adalah saat Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Setelah
itu, almarhum, yang sebelumnya sempat terkena kanker prostat, harus berbaring
lama di rumah sakit.
Presiden
yang sangat dicintai rakyatnya ini sempat berujar saat pembuatan film
dokumenter tentangnya di tahun 1994, “Kematian itu tak bisa dihindari. Saat
seseorang telah melakukan apa yang ia rasa sebagai kewajibannya bagi masyarakat
dan negara, ia bisa beristirahat dengan tenang. Saya percaya bahwa saya telah
berusaha melakukannya, karena itu saya akan (bisa) beristarahat
selama-lamanya.”
Sebagai
pengenang sang tokoh anti-apartheid ini, berikut fakta-fakta yang mungkin belum
diketahui Nelson Mandela yang dikutip dari riskydhe.mywapblog.com.
1.
ANAK SEORANG KEPALA DESA
Nama
aslinya adalah Rolihalahla, kemudian gurunya yang memberi nama Kristen
“Nelson”. Saat kecil, putra kepala desa ini sama seperti kehidupan anak desa
Afrika umumnya, menggembala domba dan sapi.
Menurutnya,
sifat pemberontakan dan ‘keras kepala demi keadilan’ diwariskan dari ayahnya.
Jadi anak kepala desa memberi keuntungan bagi Mandela, ia bisa menikmati
pendidikan sekolah yang lebih baik. Saat beranjak dewasa, ia melanjutkan studi
jurusan hukum di Universitas Fort Hare dan kemudian di Universitas
Witwatersrand.
2.
AWAL MULA IKUT BERJUANG SENJATA
Keterlibatan
Mandela dengan ANC (African National Congres) dimulai sejak jadi mahasiswa
hukum. Layaknya aktivis kampus, ia terlibat berbagai aksi mendemo pemerintahan
kulit putih (apartheid).
Tahun
1960-an kebrutalan pemerintah menumpas aksi demo sangat kejam. misalnya saja
saat peristiwa di kota Sharpeville, walau demonstran melakukan aksi damai namun
malah ditembak polisi. Akibatnya 69 orang tewas. Hal ini memicu kerusuhan di
seluruh negeri. Sebagai respon, pemerintah menahan ribuan pihak oposisi.
Peristiwa
tersebut memicu pemberontakan Mandela, ia mendirikan Umkjonto we Sizwa, sebuah
cabang dari ANC yang tugasnya menyabot pemerintah dengan cara perang gerilya.
3.
DIPENJARA SELAMA 27 TAHUN
Perang
yang dikobarkan Mandela membawanya ke penjara di tahun 1964, hukumannya seumur
hidup karena berupaya menggulingkan pemerintah. 18 tahun dilewati Mandela dalam
pengasingan di Pulau Robben.
Namun,
sementara dipenjara, Mandela justru memperoleh gelar sarjana hukum melalui
program korespondensi Universitas London. Mandela juga menjadi simbol kuat
resistensi perjuangan kulit hitam, dan kampanye internasional untuk
pembebasannya diluncurkan.
Di
tahun 1982, Mandela dan pemimpin ANC lainnya dipindahkan ke penjara Pollsmoor.
Lalu pada ahun 1985, Presiden P.W. Botha menawarkan kebebasan pada Mandela asal
perjuangan senjata melawan pemerintah berhenti. Tentu saja hal ini ditolak
mentah-mentah oleh Mandela.
Dunia
internasional semakin berpihak pada Mandela, berbagai tekanan membuat
pemerintah harus bernegosiasi dengannya selama bertahun-tahun. Sampai kemudian
presiden baru Frederik Willem de Klerk menggantikan Botha, Mandela pun akhirnya
dibebaskan pada 11 Februari 1990, di usia 71 tahun.
4.
PRESIDEN KULIT HITAM PERTAMA
Kondisi
Afrika Selatan tak ada masa depan di tahun 1980-an. Pemerintahan apartheid yang
semakin lemah ditambah tekanan dunia internasional menggiring ke era baru,
yakni pemilu bebas dan demokratis yang pastinya kemenangan bagi Mandela. Walau
demikian, Mandela yang mulai memerintah tahun 1994 tidak terlalu lama jadi
presiden. Ia memutuskan pensiun pada Juni 1999.
5.
TIGA KALI MENIKAH
Pernikahan
pertama Mandela dengan Evelyn Ntoko Mase berlangsung dari 1944 hingga 1957.
Pasangan ini memiliki empat anak: Madiba Thembekile, Makgatho, Makaziwe dan
Maki.
Pernikahan
keduanya dengan Winnie Madikizela dari 1958 hingga 1996. Menghasilkan dua anak
perempuan: Zenani dan Zindziswa. Saat Mandela jadi presiden, pasangan ini
berpisah. Dan di tahun 1998 Mandela menikahi Graça Machel — seorang politikus
dan aktivis kemanusiaan Mozambicam.
Selain
advokasi untuk perdamaian dan kesetaraan, Mandela tetap berkomitmen untuk
memerangi AIDS, penyakit yang menewaskan anaknya, Makgatho, pada tahun 2005.
6.
REKONSILIASI KULIT HITAM DAN PUTIH
Mandela
bekerja keras di masa transisi soal hukum dan undang-undang yang awalnya
menguntungkan kulit putih (apartheid) menjadi setara dan sesuai dengan kondisi
bangsa yang mayoritas kulit hitam. Pada tahun 1996, Mandela menandatangani
undang-undang Konstitusi baru negara ini, membangun pemerintah pusat yang kuat
berdasarkan mayoritas, dan menjamin hak-hak minoritas serta kebebasan
berekspresi.
7.
NOBEL PERDAMAIAN
Di
tahun 1993 Mandela dan Presiden de Klerk dianugerahi Nobel Perdamaian untuk
pekerjaan mereka membongkar apartheid. Negosiasi yang dilakukan dua pemimpin
kaumnya ini dinilai kemenangan bagi kulit hitam dan putih.
Selamat
jalan Pak. Jasa-jasa Anda akan selalu dikenang selamanya oleh Dunia. Semoga
terlahir Nelson Mandela baru yang meneruskan perjuangan perdamaian dunia.