Bekerja
di Google bagi kebanyakan programmer merupakan sebuah pencapaian yang tinggi.
Selain gaji yang cukup besar, fasilitas kantor yang lengkap, dan makanan gratis
yang tersedia di berbagai sudut kompleks perkantoran Google di Mountain View,
bekerja di perusahaan teknologi ini menjanjikan banyak kenyamanan tersendiri.
Namun,
sebagian mantan pegawai perusahaan dengan pendapatan sekitar Rp 600 triliun per
tahun ini justru merasa kurang nyaman ?? . Beberapa dari mereka bercerita di
situs tanya-jawab Quora mengenai hal-hal yang mereka kurang sukai selama
bekerja di sana.
Mereka
mengaku meninggalkan Google karena pilihan mereka sendiri. Berikut ini beberapa
poin cerita itu, seperti dikutip dari apakabardunia.com
1.
Google mempekerjakan orang dengan kualitas tinggi untuk pekerjaan yang ringan.
Ini karena Google menetapkan standar yang tinggi saat proses penerimaan
pegawainya. Misalnya, ada alumnus dari perguruan tinggi top yang bekerja untuk
sekadar menghapus satu per satu video terlarang di situs YouTube.
2.
Google bukan lagi sebuah startup seperti saat berdiri pada 1998. Menurut
seorang pegawai, aroma politik kantor terasa begitu kental. Promosi bisa diraih
relatif mudah jika seseorang bekerja pada proyek besar dan dekat dengan atasan
tertentu.
3.
Para insinyurnya atau penulis program kerap mengalami kesulitan untuk
berdiskusi satu sama lain karena merasa lebih pintar dibandingkan yang lain.
Ini membuat diskusi yang obyektif jarang terjadi di tingkat akar rumput.
Masing-masing pegawai merasa memiliki teritorialnya sendiri sendiri.
4.
Sebagian pegawai yang berkualitas tinggi meninggalkan perusahan karena tidak
merasa tertantang secara intelektual untuk mengerjakan proyek-proyek yang
menarik. Semua keputusan penting telah dibuat pada level atas dan para pegawai
tinggal mengerjakan sesuai arahan.
Menurut
seorang mantan pegawai, proyek bagus Google yang dirancang sendiri hanyalah
Google Search dan Google Glass. Produk lain merupakan hasil akuisisi yang lalu
dikembangkan secara internal.