Ubah Asap Rokok Jadi Oksigen, Maul-Afdi Siswa Terbaik Dunia

Diposting oleh Paling cerdas on Sabtu, 28 Juli 2012

Ubah asap rokok jadi oksigen, Maul-Afdi siswa terbaik dunia
Dua siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3 Semarang menciptakan alat pengubah asap rokok menjadi oksigen yang memenangi International Exhibition for Young Inventors (IEIY) 2012 di Bangkok, Thailand.

"Alat itu kami namakan 'T-Box Application to Reduce the Danger Impact of CO dan CO2 in Smoking Room'," kata Hermawan Maulana, salah satu siswa SMA Negeri 3 Semarang pemenang IEIY 2012 saat ditemui di Semarang, Rabu.

Didampingi Zihramma Afdi, rekannya satu tim, Hermawan mengatakan bahwa mereka memiliki ide membuat alat untuk memfilter karbon dioksida (CO2) menjadi oksigen itu diawali kegelisahannya melihat para perokok yang kian banyak.

Putra pasangan Suwaji dan Setijawati Noegraheni itu mengungkapkan, sekarang sudah banyak disediakan ruang untuk merokok (smoking room). Namun, tidak banyak dimanfaatkan karena ruangan akan menjadi penuh asap.

Dengan alat tersebut, asap rokok yang mengandung CO2 akan diurai menjadi oksigen, kemudian oksigen dialirkan kembali ke "smoking room" sehingga fasilitas itu bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh perokok.

"Minimal, perokok 'betah' di 'smoking room' dan tak merokok sembarangan sehingga tidak mengganggu orang lain. Kami ciptakan ini karena belum mampu mengurangi jumlah perokok," kata remaja kelahiran Pekanbaru, 24 Mei 1996 itu.

Berkaitan dengan cara kerja alat itu, giliran Afdi yang menjelaskan bahwa alat yang semula dinamai "Carbofil Application" itu bekerja menghisap asap rokok masuk ke dalam mesin yang sudah dirangkai komponen.

"Di dalam alat ini, asap rokok akan diurai menjadi oksigen kemudian dialirkan kembali. Selain oksigen, filterisasi juga meninggalkan karbon. Namun, karbonnya berbentuk padat yang bisa dimanfaatkan kembali," katanya dikutip antara.

Afdi mengakui bahwa mereka sempat tidak percaya diri tatkala alat itu diadu dengan hasil penemuan siswa dari berbagai negara, apalagi mereka ditempatkan di stan yang letaknya berdampingan dengan siswa dari Jepang.

Namun, kata putra pasangan Abdul Hafid dan Ninik Budi yang lahir di Grobogan, 17 Februari 1995 itu, alat ciptaan mereka ternyata mampu mengalahkan penemuan-penemuan dari siswa berbagai negara di ajang tersebut.

Kepala SMA Negeri 3 Semarang Hari Waluyo mengaku bangga dengan prestasi siswanya dalam ajang yang berlangsung di Bangkok pada tanggal 28 Juni-1 Juli 2012 dan mampu mengalahkan peserta dari berbagai negara.

"Mereka berhasil mengalahkan pesaingnya dari China, Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Filipina, Taiwan, dan Jepang. Kedua siswa ini duduk di kelas XI IPA, mereka bisa menjadi teladan adik-adik kelasnya," katanya.
Share this :